Mengapa Bau dan Rasa Tidak Bisa direkam Seperti Suara dan Gambar?
Sebenarnya hanya hal tersebut terjadi karena terdapat perbedaan mekanisme.
Misalkan, kamera analog. Begitu film nya terkena cahaya, kan dia jadi gelap. Sementara awalnya hitam putih, film kamera
tersebut nanti dibaca negatifnya. Nah kalau sudah dapat negatifnya, ya di negatifkan lagi di kertas foto baru dapat yang jelas. Kenapa harus pertama kali dinegatifkan? Jauh lebih cepat. Nah, kalau digital, piksel yang kamu tahu itu sebetulnya sensornya. Nah tergantung dari warna apa yang didapat oleh sensor, dia akan mengubahnya menjadi kode entah menggunakan encoding apa, bisa RAW, JPEG dll. Nah, untuk mata dapat melihat hasil rekamannya (baik foto maupun video), kan dia memancarkan cahaya tuh layarnya berdasarkan (dalam kasus foto di kertas, memantulkan cahaya dari sumber lain). Sebetulnya, kamu tidak sedang melihat cahayanya sendiri. Kamu melihat cahaya lain yang diatur sedemikian rupa menyerupai objek aslinya. Nah, ini nanti bisa dibuat menjelaskan yang suara juga.
Misalkan, kamera analog. Begitu film nya terkena cahaya, kan dia jadi gelap. Sementara awalnya hitam putih, film kamera
tersebut nanti dibaca negatifnya. Nah kalau sudah dapat negatifnya, ya di negatifkan lagi di kertas foto baru dapat yang jelas. Kenapa harus pertama kali dinegatifkan? Jauh lebih cepat. Nah, kalau digital, piksel yang kamu tahu itu sebetulnya sensornya. Nah tergantung dari warna apa yang didapat oleh sensor, dia akan mengubahnya menjadi kode entah menggunakan encoding apa, bisa RAW, JPEG dll. Nah, untuk mata dapat melihat hasil rekamannya (baik foto maupun video), kan dia memancarkan cahaya tuh layarnya berdasarkan (dalam kasus foto di kertas, memantulkan cahaya dari sumber lain). Sebetulnya, kamu tidak sedang melihat cahayanya sendiri. Kamu melihat cahaya lain yang diatur sedemikian rupa menyerupai objek aslinya. Nah, ini nanti bisa dibuat menjelaskan yang suara juga.
Sedangkan suara, yang dilacak adalah gelombangnya. Begitu ada suara ditangkap oleh
perekam, membran di perekamnya bergetar. Itu yang dibaca oleh sensor.
Berapa besar pergeserannya, berapa frekuensinya dll. Nah, kalau mau
diputar, ya hasil pembacaan yang telah disimpan bakal diputar ulang oleh
speaker yang sistemnya sama saja dengan perekam. Dia bergetar, dan dia
menghasilkan gelombang yang hanya bisa ditransmisikan jika ruang tidak
vakum. Intinya, sekali lagi tidak mendengar suara aslinya, tapi
mendengar suara yang dihasilkan oleh speaker berdasarkan rekaman.
Nah,
kalau bau? Sebagai catatan, bau itu dihasilkan oleh berbagai macam zat,
dan tiap zat beda baunya. Nah, bagaimana cara merekamnya? Tidak bisa.
Karena mekanisme penciuman manusia tergantung dari molekul apa yang
diraba oleh indra penciuman, yang berarti memang harus ada partikel yang
masuk. Tidak bisa diakali dengan gelombang. Meskipun tadi cahaya adalah
partikel dan gelombang, dan memang kalau diasumsikan partikel maka mata
juga perlu partikelnya, tapi bisa direplikasi. Kalau bau? Maka
penghasil baunya harus bisa meniru semua jenis molekul yang variasinya
bermacam-macam, dan juga mereka harus ada suplainya semacam tinta di
printer. Di mana printer bisa digabungkan warna CMYK untuk menghasilkan
warna lain, mekanisme penciuman sangat tidak memungkinkan terjadinya
"perekam bau".
Unikk ya, trnyata...
ReplyDeleteada-ada saja dan kreatif, thanks
ReplyDeleteklo mnrut ane itu mungkin gan ... sama hal ny yg agan sbutin sperti gambar dan suara ,agan blg itu bisa krna itu sudah dtemukan ..jaman dahulu itu trdengar mustahil krna blm d temukan/dbuktikan .. sama hal ny dngan perekam aroma
ReplyDelete